Kamis, 30 Juli 2009
Nasehat buat Anakku
Nak..bapak pulang hanya membawa segenggam kerinduan
Tak perlu bersedih
Jangan menangis
Tidur saja
karena kita masih punya mimpi
Semoga laparnya hilang sendiri
Anakku...jika besar nanti
Bapak rela kau jadi pemimpi
Sebab profesi itu tidak akan merugikan orang lain
dan tidak akan bisa korupsi
Anakku...tersenyumlah dalam tidurmu
Biarkan dirimu hanyut bersama mimpi mimpi itu
Karena sebentar lagi kau akan jadi pemimpin
Tanjungpinang, 30 Juli 2009
Sajadah Ibu
Sajak bibir tak lagi menyebut namaMu
Aku terasing dalam diri
Sendiri berlumur sepi
Berlari bersama kegelapan
termangu di setiap persimpangan
Astaghfirullah....
Ke mana arah kan dituju
Sementara fajar sudah menunggu
Wahai lelaki yang berdiri di ujung malam
Tidakkah kau melihat tanda tanda
Yang terhampar pada sajadah Ibumu
Tanpa doa dan linang airmatanya
Kau akan tenggelam
Tanjungpinang, 30 Juli 2009
Rabu, 29 Juli 2009
Istriku Menanak Harapan
Senandung Malam
Selasa, 28 Juli 2009
Rindu buat Bapak
Suara Hati
Suara hati mencabik malam
Membangunkan tubuh yang sekarat
Ketika jiwa sibuk mengejar mimpi
Di keremangan aku mendengar bisikan itu
Wahai.. yang termangu dalam gelap
Mungkinkah esok pagi menunggumu?
Aku menjadi asing
Meniti lembah sunyi
Hatiku luluh
Kesombonganku jatuh
Lalu azan subuh berkumandang
Aku tersentak...
Tanjungpinang, 27 Juli 2009
Menanti Musim
Rintik hujan ini membasahi rambutmu
Bulir bulir air nan menetes di pipimu bagai bola kristal
Memantulkan bayang bayang rindu
Lalu..jatuh ke bumi nan dahaga
Meresap ke rahim kehidupan
Dari akar ke pohon, pohon ke dahan, dahan ke ranting, ranting ke daun, dan daun ke pucuk
Lalu..kapan kuncup kan jadi bunga?
Ah..tak sabar aku menanti musim
Tanjungpinang, 27 Juli 2009
Langganan:
Postingan (Atom)