Ketika haus dan lapar mendera
jiwa menggigil menunggu waktu
Ingin rasanya mendorong mentari
tengelam menuju peraduan malam
lalu, bagai serigala melahap segala rasa
Astaghfirullah...
Hasrat sirna saat berbuka tiba
Setetes air buyarkan segalanya
Alhamdulilah...
nikmat hidup tiada terkira
masihkah kita lupa dan lalai kepadaNya?
Tanjungpinang, 27 Agustus 2009
Minggu, 30 Agustus 2009
Menuju Mahsyar
Akhirnya tinggal sendiri
lalu sepi mendekap hati
sederet karangan bunga hanyalah basa basi
sesungguhnya mati adalah keranda abadi
menuju sunyi yang dicari cari
dan batu nisan hanyalah petanda
indahnya peraduan menuju mahsyar
Tanjungpinang, 25 Agustus 2009
lalu sepi mendekap hati
sederet karangan bunga hanyalah basa basi
sesungguhnya mati adalah keranda abadi
menuju sunyi yang dicari cari
dan batu nisan hanyalah petanda
indahnya peraduan menuju mahsyar
Tanjungpinang, 25 Agustus 2009
Mengeja Alif
Tidakkah kau mengerti
saat kita mulai mengeja dengan alif
berdiri tegak ke hadapanNya
inikah jalan lurus itu?
jalan bagi orang yang dikasihi
lalu? mengapa masih ragu
teruslah mengeja namaNya
hingga di sepertiga malam
Temukan dirimu yang hilang
asyik masyuk di keranda kalbu
Tanjungpinang, 23 Agustus 2009
saat kita mulai mengeja dengan alif
berdiri tegak ke hadapanNya
inikah jalan lurus itu?
jalan bagi orang yang dikasihi
lalu? mengapa masih ragu
teruslah mengeja namaNya
hingga di sepertiga malam
Temukan dirimu yang hilang
asyik masyuk di keranda kalbu
Tanjungpinang, 23 Agustus 2009
Minggu, 23 Agustus 2009
Sepotong Doa
Dan kata-kata mengalir begitu saja
tanpa kita pernah tahu awal dan akhirnya
bersamanya hanyut berjuta makna
tentang hidup tiada bertepi
Akan kemanakah kata?
biarkan ia mencari samuderanya sendiri
Lalu, menenggelamkan kita
pikiran kita, jiwa kita,
dan dosa dosa kita
Bersama kata terselip sepotong doa
Astaghfirullah...
Tanjungpinang, 23 Agustus 2009
Puisi Tentangmu
Menjelang Petang
Sayang...kau tawarkan rindu jelang petang
Di sini aku masih menyimpan tatap mata
yang dulu sempat menikam jantung
Kenapa begitu lama termangu
Adakah kesangsian menyelimuti
Dinding hati yang membatu
untuk kuukir pada garis zaman
Puaahhh...
Madukah yang kau poles di bibir
Mengapa begitu pahit saat kukecup
Tanjungpinang, 20 Agustus 2009
Demi Rindu
Marhaban Ramadhan
Minggu, 02 Agustus 2009
Merantau
Jiwa Gelisah
Langganan:
Postingan (Atom)