Sayup masih kudengar rintih itu
di bawah puing puing reruntuhan
kulihat tanganmu melambai lambai
seakan menyampaikan salam perpisahan
Sayup masih kudengar rintih itu
di antara timbunan tiang tiang beton
kulihat darah dan airmata berceceran
seakan melukiskan duka kita
Sayup masih kudengar rintih itu
sayang...aku hanya bisa berdoa
ketika suaramu tak lagi kudengar
Padang, 5 Oktober 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar